Berawal Hobi, Kini Finggerboard Jadi Lahan Bisnis |
Friday, 22 July 2011 | |
Ukurannya kecil,bahkan boleh dibilang seratus kali lebih kecil dibandingkan benda aslinya. Namun,lekuk serta motifnya sama persis. Memiliki empat roda di bagian bawah dan bisa meluncur.Ya,namanya fingerboard, miniatur skateboard. Bukan kaki yang memainkannya, melainkan dua jari yang lincah. Menghadap meja papan perlintasan,kedua jari tangan kananYoda Aji Mahendra menempel dan menekan erat fingerboard.Mahasiswa semester dua di Stikom Surabaya mulai beraksi menggerakan papan berukuran 10 x 3 sentimeter dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Bak skaterboarderpiawai, fingerboard-nyamelesat cepat, melintasi tangga,papan seluncur,bahkan melewati tumpukan kayu yang dipasang sebagai perlintasan. Meski latihan terus menerus ia masih sering “kecelakaan”, fingerboard lepas dari jarinya.Bahkan saat beraksi jungkir balik,kedua jarinya meleset,ia pun tak berhasil menggapai papan berbahan kayu mapelnya itu lagi. “Bermain fingerboard ini tidak semudah melihatnya,”kataYoda memulai pembicaraan soal aktivitasnya. Dibandingkan dengan bermain skateboard,kata Yoda fingerboard tetap sama susahnya.“ Skateboardmaupun fingerboard sama-sama membutuhkan keseimbangan dan konsentrasi,”tuturnya. Hobi barunya bermain fingerboard ini,diakuinya bukan sekedar mengikuti tren atau menuruti gengsi belaka. Sekilas,memang mudah membuat papan kecil itu bisa bermanuver di udara, berjungkirbalik dan melewati lintasan-lintasan.Tapi saat dipraktikkan sendiri sungguh sulit.Karena bila perhitungan kurang tepat,papan tidak akan melayang. Yoda menambahkan,kunci bermain fingerboardadalah gerak lincah jari telunjuk dan jari tengah mengontrol papan. Entah itu dalam posisi berdiri ataupun saat direbahkan. Beberapa trik yang biasa dimainkan mereka antara lain kick flipdan heel flipyakni saat skate berputar di udara mengarah ke dalam atau ke luar bodi skate,shuv itketika jari pindah dari tali ke nose dan sebaliknya sembari melayang di udara,feaky (no ollie dari tail),nollie (ollie dari nose)dan 360 flip lain harus dikuasai yaitu menggerakkan jari dari nose kembali ke nose saat berada di udara.Terdapat puluhan trik pada permainan fingerboard.Teknik switch hell yakni teknik memindahkan papan fingerboard inilah, menurut dia yang menjadi teknik paling susah. Meski tidak berkeringat layaknya bermain skateboard, Yoda mengaku tetap ada kesenangannya. “Kalau bolakbalik jatuh rasanya bikin penasaran,”tuturnya.Butuh waktu dua tahun untuk bisa memainkan fingerboard ini. “Lima jam setiap hari latihan terus,”sambungnya. Dalam kompetisi,prinsip bermain harus maju terus tanpa boleh berhenti atau mundur.Sekali berjalan durasinya satu menit.Di samping itu dikenal pula Game of Skate (GOS)yakni pertarungan antar dua pemain atau lebih. Permainan berlangsung hingga ada satu pemenang berdasar skor yang dikumpulkan. Yoda menuturkan,kecintaannya pada fingerboard bermula dari hobi bermain skateboard. Untuk menuruti kesenangannya bermain skateboard,ia lantas sering nongkrong di Taman Bungkul serta Taman Skateboard di belakang Parkir Timur Plaza Surabaya. Namun,jika hujan turun, Yoda serta temantemannya pun harus rela menghentikan permainan skateboardkesayangannya ini. Tidak ingin kesenangannya tertunda begitu saja,Yoda lantas membuat fingerboard. “Fingerboard ini adalah mainan dari Amerika yang populer di Jerman,”tuturnya. Lantaran belum populer di Indonesia,Yoda pun tekad membuat fingerboard sendiri. “Di pasaran memang ada, namun pilihannya masih terbatas dan harganya masih sangat mahal,”katanya. Lambat laun,skateboarder lainnya juga menyukai fingerboard ini.Karena sudah mulai banyak,Yoda dan sejumlah teman-temannya membuat Komunitas FingerboardSurabaya. “Komunitas fingerboard masih satu di Surabaya.Ini pun baru terbentuk dua tahun lalu, 2009,”tuturYoda.Di Indonesia,sambungnya, komunitas ini dikenal dengan komunitas Papanjari. Kini Yoda tidak sekadar senang memainkan fingerboard saja.Ia juga mulai hobi membuat fingerboard.Ketekunannya itupun berbuah manis.Permintaan fingerboard produksinya mulai banyak.Ia pun kemudian memberi merek pada fingerboard-nya, yakni Planktoon. Fingerboardnya ini ternyata tidak hanya laku di pasar lokal saja. Melainkan sudah di ekspor ke Spanyol dan Filipina. “Penjualannya sih melalui internet,”bangganya. Untuk harga,sambung Yoda, tergantung bahan,asesoris dan desainnya.Harga dipatok mulai dari Rp 265.000 hingga Rp290.000 per unit.Fingerboard dibuat dari bahan kayu yang dilapisi foam tapesupaya jari tidak mudah terpeleset. “Harga rata-rata Rp 270.000 per unit,”terangnya dan menjamin jika produksinya ini berkualitas. EMI HARRIS Surabaya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar